Jelajahi sejarah dan pencapaian GKJ Selokaton melalui timeline kami.
Gedung Gereja Induk GKJ Selokaton
Sejarah menunjukan bahwa jauh sebelum Indonesia merdeka ‘Benih-benih kerajaan Allah’ telah ditabur di wilayah Selokaton. Sekitar tahun 1925 zending belanda (Domine VAN EYK dan Domine BAAIEN) melayani pendidikan Agama Kristen di rumah Bp.WONGSO IJOYO dusun Ngegot wilayah Selokaton. Tahun 1926 Benih-benih Kerajaan Allah yang ditabur mulai bersemi dimana Bp. SAMSI bersama adiknya MARIYAM menerima Sakramen Babtis Anak.
Keluarga demi keluarga terpanggil dan bertobat seperti keluarga Bp. SOMO IJOYO, keluarga Bp.DIPO, dan keluarga Bp. RESO SABAR. Tokoh-tokoh gereja dari GKJ Margoyudan yang terlibat membantu membina warga di dusun Ngegot adalah Bp. KARMO WIYOTO dan Bp. SISWO ADMOJO tahun kisaran 1930an. Tahun 1935, di pekarangan Bp. WONGSO DIKROMO gedung gereja pertama kali berhasil dibangun. Lalu lima tahun kemudian gereja dipindahkan di pekarangan Bp. SOMO IJOYO, dan sekitar tahun 1940 warga jemaat mulai bertambah jumlahnya dari beberapa kampung Ngangkruk dan sekitarnya.
Gedung Gereja GKJ Selokaton pada tahun 2017
Sekitar tahun 1947, gereja berpindah lagi ke pekarangan Bp. HADI SUWITO. Pendeta yang melanjutkan tugas pengembalaan dari Domine VAN EYK dan Domine BAAIEN adalah Bp. SUMPONO dan kemudian Bp. Pdt. REKSO ATMO MADIYONO, Bp. SASTRO WARDOYO, Bp. DANU KUSUMO, dan Bp. EDY MARGONO.
Tahun 1967 gereja di kampung Ngegot, Selokaton mendapatkan tambahan jumlah warga jemaat yang lumayan banyak. Dengan demikian maka gedung gereja semakin tidak mampu menampung jumlah warga jemaatnya, sehingga Majelis gereja mengajukan permohonan kepada GKJ Margoyudan supaya dibuatkan gedung yang lebih besar guna menampung warga jemaat yang semakin bertambah waktu itu. Maka tahun 1967/1968 mulailah dibangun gedung gereja di jalan raya Solo-Purwodadi km.7 Kampung Sukuh Agung, desa Selokaton (yang sekarang diresmikan menjadi gereja Induk GKJ Selokaton).
Tak berhenti di situ, tahun 1966-1968 gereja mengadakan Gerakan untuk memperluas Kerajaan Surga dengan merespon kondisi sosial masyarakat yang berkembang, kental di kalangan para tokoh dan Majelis Gereja. Dalam Gerakan tersebut menghasilkan pepanthan-pepanthan seperti:
Gedung Gereja GKJ Selokaton Pepanthan Ngamban
Waktu itu, tanggal 14 Juli 1968, mulai diadakan Pendidikan Agama Kristen bertempat di Sd Rejosari, dengan murid 12 orang dan diajar oleh guru katekisasi Bp.HADI WARSONO dan Bp. SISWO ATMOJO, kemudian diadakan baptisan pertama oleh Bp.Pdt EDY TRIMODOROEMPOKO,STh tanggal 25 desember 1968.
Pada tahun 1969 resmi membentuk kelompok kebaktian yang bertempat di rumah Bp. ATMO SUMARTO Ngamban. Tahun 1972 tempat ibadah di pindah di rumah Bp. PAWIRO DIKROMO waktu itu dengan jumlah 32an orang, lalu Bp.SOPAWIRO mempersembahkan sebidang tanah pekarangannya untuk di bangun gereja.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bp. Pdt. KRISBUDIARTO,STh. Tahun 1984 gedung gereja secara permanen bisa di pakai untuk ibadah.
Gedung Gereja GKJ Selokaton Kelompok Pangibadah Genjikan
Tahun 1968,di rumah Bp. SISWO SUKARTO pelayanan Pendidikan Agama Kristen berjumlah 60 orang,pada waktu itu dilayani oleh Bp.HADI WARDOYO,Bp.ISKAK MANGUN S dan Bp.SISWOATMOJO. Waktu itu babtisan pertama kali dilakukan tahun 1969 bertempat di Ngamban, jiwa yang berhasil menerima babtis sejumlah 75 orang.
Tahun 1970 persekutuan warga jemaat di Genjikan diresmikan oleh GKJ Margoyudan dengan sementara menumpang di rumah Bp. SISWO S. Tahun 1976 GKJ Margoyudan membeli sebidang tanah di kampung Genjikan, tahun 1977 tempat kebaktian Genjikan mulai bisa di pakai untuk beribadah.
Tahun 1968, warga dari Watuireng masih bergabung dengan warga GKJ Ngamban, kemudian di tahun 1970 Watuireng memisahkan diri dan mendirikan kelompok kebaktian dengan bertempat di rumah Bp.MARTO. Tahun 1981 warga mulai bersama-sama mendirikan gedung gereja yang permanent dengan terlebih dulu menerima wakap sebidang tanah dari Bp. MARTO DADI.
Tahun 1982 dengan perasaan bangga warga gereja gedung gereja GKJ Watuireng bisa di tempati secara permanen.
Gedung Gereja GKJ Selokaton Pepanthan Gemolong
Bernula dari kedatangan keluarga Bp. P.HADIPRAYITNO di kampung Lojirejo, pindahan dari perumpegadaian Gondangwinangun Klaten tahun 1965, kehadiran keluarga ini mengundang simpatisan untuk mengikuti katekisasi yang dilayani oleh Bp. SISWOSUTOKO dan Bp.ISKAK HADI SAPUTRO dari majelis Gkj Margoyudan. Dengan adanya katekisasi diresmikan pula kelompok kebaktian di Gemolong yang menempati rumah sewa, Bp.P.HADIPRAYITNO.
Lalu Gkj Gemolong menerima tanah pekarangan dari Pemda TK.II Kab.Sragen tanggal 5 Mei 1969 seluas 300m2 lalu segera di jadikan bangunan gereja. Pada tahun 1971 tempat ibadah GKJ Gemolong pindah dari rumah Bp.HADIPRAYITNO ke tempat baru dengan bertepatan kotbah perdana oleh Bp.Pdt.HERMAN SETYOWARDOYO,STh.
Sejarah masyarakat sekitar Pilang Rembes atau sekarang di kenal dengan Kedung Ombo, mengenal kristus bermula dari kegiatan Bp.HADIPRAYITNO yang mengadakan lawatan bermain Bulu Tangkis dengan keluarga Bp.SASTROWAHONO. Dalam kegiatan Bulu Tangkis tersebut mereka sambil melakukan pekabaran injil.
Tahun 1969 tokoh masyarakat yakni Bp.WONO tertarik dan bersedia menerima sakramen babptis, Tahun 1971 di rumah Bp.WONO dibangun tempat ibadah. Tahun 1980 lokasi rumah ibadah terkena genangan proyek waduk kedung Ombo, lalu di pindah di pekarangan Mbah REBO, kurang dari tahun 1987 Gkj Gunungsono diresmikan sebagai gereja tetap oleh Bp.Pdt.SUWARDI SMTh, tahun 1988 menjadi gereja status hak milik.
Gedung Gereja GKJ Selokaton Kelompok Pangibadah Jatikuwung
Waktu itu Bp.SUWARDI tahun 1978an bersama dengan Bp.C.SUKAMTO mendirikan pos pelayanan Pendidikan Agama Kristen dirumah Bp.Ay,SUPARMIN desa Jatikuwung. Tahun 1985 menerima babptisan sejumlah 5 orang yang dilayani oelah Bp.SENO ADMOJO. Tanggal 2 April 1995 mulai dibuka dan diremsmikan kelompok ibadah dirumah Bp.SUPARNO sebagai gereja sementara.
. Tahun 1997 warga membeli tanah pekarangan milik Bp, Ay.SUPARMIN dan membeli juga tanah rumah milik Bp.SUTOMO sehingga tanggal 28 April 1997 tempat ibadah berpimdah ke tempat yang baru, bulan April tahun 1999 membangun gedung Gkj Jatikuwung secara permanen.